PERALATAN MEDIS RSIS YARSIS





MRI adalah salah satu sarana diagnostic dengan menggunakan medan magnet yang sangat besar dan dihubungkan dengan gelombang frekuensi radio untuk menghasilkan gambar dari bagian dalam organ.
Dengan hadirnya MRI, dokter dapat melihat bagian dalam tubuh dan membuat diagnosis serta mengidentifikasi kemungkinan dari suatu kondisi medis. Pemeriksaan menggunakan MRI ini merupakan salah satu pemeriksaan non invasive yang tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak memberikan radiasi terhadap pasien.




Perkembagan teknologi di bidang diagnostik telah mampu mengganti teknologi sebelumnya, seperti munculnya piranti imaging C Arm yang menjadi bagian dari alat Mini Cath Lab. Dengan mengunakan C Arm, reposisi atau pembetulan kembali posisi tulang yang patah, termasuk pemasangan implan/pen dapat dilihat saat itu juga hasilnya. Bila diperlukan imaging secara kontinyu, termasuk mencari benda logam yang masuk ke dalam tubuh seperti jarum, paku, dan peluru, dengan C Arm akan lebih mudah dideteksi letaknya.
Saat ini kami memiliki C Arm/Mini Cath Lab yang sangat membantu dalam memberikan pelayanan prima ke pasien. C Arm atau Mini Cath Lab bisa pula dijadikan alat bantu saat operasi kasus lain. Misalnya bedah urologi, bedah saraf, bagian saraf (neurology), dan bedah thoraks kardiovaskuler (bedah dada, jantung, pembuluh darah, dan radiologi intervensi).


Melengkapi keberadaan CT Scan 16 Slice yang selama ini telah dioperasikan, dalam upaya meningkatkan kualitas serta kelengkapan alat canggih penunjang diagnosa, RSI YARSIS mengoperasikan alat baru mutakhir yakni CT Scan Siemens Definition AS 64 Slice buatan dari Jerman.
Selain kualitas lebih bagus dibanding alat sebelumnya, CT Scan 64 Slice kami memiliki keunggulan seperti :
1. Gambaran detil jantung dan pembuluh darah lebih halus dan lebih tajam dengan resolusi yang lebih tinggi
2. Kontras media yang digunakan lebih sedikit
3. Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan lebih singkat
4. Dosis X ray lebih kecil
5. Breath-hold time (waktu tahan napas) lebih singkat







Teknik operasi katarak mengalami kemajuan pesat. Jika sebelumnya dikenal teknik operasi ECCE (ekstraksi katarak ekstra kapsuler), kini muncul teknik fakoemulsifikasi. Perbedaan keduanya cukup kentara. Pada ECCE, pengambilan lensa mata keruh dan penanaman lensa buatan, dilakukan dengan melakukan sayatan kurang lebih 9 sampai 10 mm. Sedangkan pada fakoemulsifikasi, proses tersebut dilakukan hanya dengan sayatan 1,5 mm.
Pada operasi konvensional, teknik ECCE, masih mempunyai risiko pada penglihatan yang tidak optimal akibat adanya 3-4 jahitan di mata. Proses penyembuhan pun bisa memerlukan waktu satu bulan. Dalam teknik fakoemulsifikasi, luka sayatan kecil, tanpa jahitan, dan sembuh lebih cepat.
Kini RSI YARSIS menghadirkan sebuah alat faco dengan teknik fakoemulsifikasiyang akan masuk ke lensa mata. Kemudian lensa yang keruh dipecah menjadi beberapa segmen, lantas dihisap keluar oleh alat tersebut. Selanjutnya sebuah lensa tanam buatan dan bisa dilipat, dimasukkan lewat alat tadi. Lensa akan otomatis membuka sendiri saat masuk ke dalam mata.
Dengan teknik fakoemulsifikasi, pasien dapat memperoleh tajam penglihatan terbaik, tanpa koreksi. Tindakan dengan membuat sayatan sekecil mungkin, bisa mengurangi induksi astigmatisme pasca operasi.




Alat cryo yang dimiliki RSI YARSIS adalah buatan Amerika Serikat. Namanya Cryo Surgery System CS (Endocare). alat ini adalah yang terbaik untuk penanganan Cryosurgery saat ini. Untuk kawasan Asia, baru Indonesia dan Taiwan yang memilikinya. Dan, di Indonesia, ada di RSI YARSIS.
Cryosurgery bisa diterapkan untuk pasien kanker dengan berbagai macam kondisi. Yaitu, pasien dengan daya tahan tubuh rendah terhadap bedah, hanya menggunakan bius lokal, bisa untuk berbagai usia baik tua dan muda, serta bisa untuk penderita dengan fungsi organ yang kurang. Teknik operasi ini juga bisa diaplikasikan untuk penderita kanker otak, kepala, payudara, liver, pankreas, ginekologi, maupun tulang. Sehingga, dengan Cryosurgery tidak ada kata terlambat untuk pengobatan kanker.




Pemeriksaan atau diagnosa organ-organ di dalam tubuh, kini bisa dilakukan dengan bantuan peralatan yang disebut endoscopy. Alat ini memberikan hasil diagnosa yang lebih akurat dibanding dengan cara konvensional. Alat endoscopy melakukan tugasnya dengan jalan memasukkan alat kecil melalui mulut atau anus, lalu mencari sumber sakit yang dialami pasien.




Peralatan laparoscopy yang dimiliki RSI YARSIS terdiri dari laparoscopy bedah, laparoscopy obsgyn, dan laparoscopy urologi. Sedangkan macam endoscopy-nya terdiri atas gastrocopy, colonoscopy, dan bronchoscopy.
Peralatan bedah minimal invasif RSI YARSIS adalah Olympus Exera II yang saat ini adalah versi termodern. Dalam alat ini dilengkapi pula dengan NBI (Narrow Band Image) yaitu suatu alat pendeteksi dini keganasan melalui alat laparoskopi. Nantinya bisa dibedakan antara jaringan yang sehat dan yang rusak.




USG atau ultrasonografi adalah alat untuk mendeteksi organ tubuh dengan gelombang suara, yang tersambungkan dengan tehnologi komputer. Untuk menunjang pemeriksaan diagnostik, RSI YARSIS menyediakan 3 alat USG di ruang USG Center.

Pelayanan di USG Center RSI YARSIS adalah :
1. USG Abdomen adalah untuk memeriksa semua organ didalam abdomen (rongga perut) seperti : ginjal, hepar (hati), kandung empedu, kandungan, scrotum, dll.
2. USG paru-paru
3. USG kelenjar tiroid
4. USG mamae (payudara) untuk mengetahui ada tidaknya massa / kanker / tumor payudara.
5. USG kepala bayi
6. USG kandungan oleh dokter obgyn


Panoramik Filla Rotograph EVO hadir melengkapi alat diagnostic RSI YARSIS. Salah satu produk diagnostic buatan Itali ini merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan maksilofasial. Foto panoramik pertama dikembangkan oleh tentara Amerika Serikat sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan gambaran seluruh gigi untuk mengetahui kesehatan mulut tentaranya. Foto panoramik juga disarankan kepada pasien pediatrik, pasien cacat jasmani atau pasien dengan gag refleks.

Salah satu kelebihan panoramik adalah dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang diterima pasien untuk satu kali foto panoramik hampir sama dengan dosis empat kali foto intra oral.








RSIS YARSIS